Kamis, 20 Oktober 2011

Kesenian Sunda Anu Tercatat

Kesenian Sunda Anu Tercatat

Setelah dilakukan inventarisasi dan dokumentasi sebagian oleh Kang Enoch Atmadibrata dan BahAli Sastramidjaja, Kesenian-kesenian dapat digolongkan ke dalam beberapa rumpun, yaitu:
* Angklung (30 jenis),
* Beladiri (10 jenis),
* Celempungan (6 jenis),
* Debus (15 jenis),
* Gamelan (16 jenis),
* Helaran (24 jenis),
* Ibing (17 jenis),

Rabu, 19 Oktober 2011

Menggali Gorong Gorong Sepanjang Masa

Cepeekk…, kerap kali kita suka melihat dijalanan ibu kota di seluruh Indonesia, ada pemandangan yang tidak aneh, ” Maaf ruas jalan ini terganggu ada pengerjaan Gorong gorong”, seperti itulah kata kata yang terpangpang di papan proyek. Capeeekk…mungkin itulah yang saya teringat. bangsa ini masih saja belajar untuk menggali gorong-gorong. padahal dari jaman belanda di indonesia ini sudah dihibahkan gorong gorong yang besar. tapi kenyataaanya, setiap kali ada proyekan galian kabel atau selokan yang mapet karena banjir pasti saja membuat pemandangan yang semrawut. Pasalnya setiap kali ada pengerjaan di sisi ruas jalan, hampir dipastikan membuat ruas trotoar menjadi rusak dan banyak pula tanah tumpukan yang berjejer sepanjang jalan.
ahhh… Capek.. memang di Indonesia tidak ada lagi teknologi untuk digunakan sepanjang masa, dengan tanpa menggali setiap kali ada proyek galian. baik pemerintah maupun swasta. ini menjadi PR pemerintah untuk mengatasi hal yang sering kali terulang dan terulang. orang tua dulu suka bilang, belajarlah dari pengalaman, jangan dari tauhun ketahun begitu terus.
ahhhh capeeek… korupsi aja di gali terus… emang karakter bangsa ini yang menggorong… paraaaahhh…..

Ada Apa Di Tanah Indonesia

Sering kita mendengar kata Tanah Air, begitu melekat di setiap masyarakat kita ini. saking cintanya terjadilah hal-hal yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Kenapa Cinta Tanah Air tetapi ingin keluar dari Indonesia...? begitu sulit menjawabnya. Tapi, Ahh.. biarkan saja kita menilai sendiri. apa yang sebenarnya terjadi di negeri tercinta ini. yang saya ketahui di bumi pasundan khususnya di kota bandung, orang begitu sibuk dengan aktifitas sehari hari, macet, panas sudah mencampur menjadi semangat hidup.
Kita ketahui beragam suku dan agama berbaur menyatu di tanah yang satu tanah yaitu bumi pasundan. sebagai urang sunda. yang namanya tanah tercinta adalah leluhur yang harus di hormati dan di jungjung tinggi hingga mati nanti. itu sebabnya> silahkan datang dan rasakan harum mewanginya tanah yang saudara pinjak. apakah ada bau-bau emosi, apakah ada bau bau kekerasan, ...? inilah tanah tercinta yang suka damai dan berbagi rasa walaupun berbeda tapi sama.
Hendak nya mulai saat ini kita Intropeksi diri dalam hati, jauhkan hati iri dalam hati. agar tanah indonesia tetap berdiri dari sabang sampai merauke.



Senin, 17 Oktober 2011

Geliat Malam Di Jalan Pangarang

Perjalanan yang jauh terhenti juga di daerah Jalan Braga, sejenak saya pun istirahat dengan secangkir kopi panas dari kios yang tetap terjaga dijalanan. Sambil ngopi saya pun ngobrol dengan bapak tua pemilik kios, "pak tua punten mau tanya, kalo cari penginapan yang dekat disini dimana...?" seraya sibapak tua menjawab, Encep (panggilan sunda ke anak muda) cari penginapan atos weh di jalan Pangarang, rame didinya," kata bapak tua sambil menunjukan arah jalan ke pangarang. Tak lama kemudian Saya pun beranjak pergi ke tempat penginapan yang ditunjukan pak tua di jalan Pangarang.